Matematika sampai saat ini masih dianggap sebagai ‘’hantu’’ yang menakutkan bagi anak-anak, bahkan orang dewasa sekalipun, kendati tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini diperparah dengan sosok guru yang tidak bersahabat dengan mereka. Begitu mendengar kata ‘’matematika’’ diucapkan, kening kebanyakan orang langsung berkerut. Di kepala, terbayang angka-angka rumit dan susah dipecahkan. Di benaknya, tergambar rumus-rumus yang sulit dihafal dan dimengerti. Matematika sering kali dipahami sebagai sesuatu yang mutlak, seolah-olah tak ada kemungkinan cara dan jawaban lain yang berbeda-beda. Murid-murid yang mempelajari matematika di sekolah pun menerima pelajaran ini sebagai sesuatu yang mesti tepat dan tak sedikit pun boleh salah.
Pendeknya, baik di sekolah atau di rumah, matematika menjadi beban, bahkan hal yang menakutkan,
Sejak peradaban manusiabermula, matematika memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh Negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang , disbanding dengan Negara-negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting.
Seperti kita ketahui, di Negara kita, sejak sekolah dasar sampai universitas, syaratnya penguasaan matematika jelas sangat dibutuhkan, terutama dalam bidang sains dan teknik. Tidak tertutup juga untuk ilmu-ilmu sosial, seperti ekonomi yang memerlukan analisis berdasarkan data. Anak didik yang mempunyai masalah apabiladia akan melanjutkan studi di perguruan tinggi, baik itu bidang sains, teknik, maupun social. Untuk bidang sains, tentulah matematika dan statistiknya adalah ratunya. Secara umum, system pendidikan tidak akan mantap jika para pelajar di sekolah dan mahasiswa di perguruan tinggi lemah dalam penguasaan ilmu matematika.
Banyak orang yang berpendapat tentang ‘’mutu pendidikan Indonesia’’, terutama dalam mata pelajaran matematika. Masih rendah. Banyak data yang mendukung opini ini, seperti:
Data UNESCO menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
Hasil penelitian tim Programme of international student asseeement (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literature matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang sudah agak lama, yaitu tahun 1999,matematika Indonesia baerada di peringkat ke-34 negara (data UNESCO).
Padahal kalau ditilik lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian juga yang dilakukan oleh TIMMS yang di publikasikan 26 Desember 2006, jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia, hanya mendapat 120 jam dan singapura 112 jam.
Dalam kenyataannya, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua Negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menenbus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Artinya, waktu yang di habiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.
Di lain pihak, matematika sebagai disiplin keilmuan sesungguhnya memiliki beragam interpretasi, sehingga tafsiran seorang guru terhadap matematika akan memiliki peran penting terkait dengan pembelajaran matematika di
sekolah.
Dengan memahami ‘’karekter’’ matematika secara ‘’baik’’, guru di harapkan dapat mengambil sikap yang tepat dalam proses pembelajaran matematika. Pemahaman yang komprehensif tentang matematika akan memungkinkan guru dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan baik dan bermakna.
Sebaliknya, apabila guru memandang matematika hanya sebagai kumpulan rumus an sich dan memiliki pemahaman yang tidak utuh, maka akan berakibat pada munculnya sikap negatif terhadap matematika dan tentunya akan berimplikasi pada buruknya proses pembelajaran yang dilangsungkan.
Dalam keseharian, tidak jarang kita jumpai praktik pembelanjaran matematika yang cenderung ‘’otoriter’’. Banyak guru SD yang terburu-buru menjejelkan rumus dan berbagai konsep matematika begitu saja.
Demi menejar target, belum lagi murid memahami satu topik lainnya. Hasilnya, setelah bertahun-tahun diajarkan, murid tetap ‘’buta’’ matematika. Tak jarang anak mendapatkan sigma bodoh hanya gara-gara nilai matematikanya buruk akibat gurunya yang tidak mahir mengajar matematika.
Salah satu unsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah matematika itu sendiri. Seorang guru matematika harus mengetahui objek yang diajarkan adalah matematika. Apakah hakikatnya matematika itu?
Objek kajian matematika bersifat social-kultural-historis. Artinya, matematika dan pembelajarannya merupakan dua aspek milik bersama seluruh umat manusia. Betapa pun primitifnya suatu kelompok manusia, matematika tetap merupakan bagian dari kebudayaan (meski dalam bentuk yang sederhana). 0leh karena itu, matematika bersifat universal.
Matematika seperti juga aspek kehidupan manusia lainnya, matematika sisi yang tak terpisahkan, yaitu sejarah.
Sejarah matematika terbentang dari sekitar 4000 SM hingga kini serta memuat sumbangan dari ribuan tokoh matematika. Sejarah matematika menampilkan bagian matematika yang berkaitan dengan perkembangan matematika hingga menemukan bentuknya dewasa ini, yang terekam dalam kebudayaan besar; Mesopotamia,
Mesir Kuno, Yunani Kuno, India Kuno, China Kuno, Arab Kuno, Persia, dan Eropa, serta zaman modern yang sebagian besar terpusat di Eropa.
Sejarah matematika termasuk bagian dari matematika. Sejarah matematika tidak saja ada karena keberadaannya merupakan suatu keniscayaan, tetapi ia juga penting karena dapat member pengaruh kepada perkembangan matematika dan pembelajaran matematika. Dalam sejarah matematika, ada satu hal yang tidak akan dapat dipisahkan dan tidak dapat ditinggalkan, yakni keberadaan para tokoh matematika. Status ahli matematika zaman dahulu adalah tinggi dan selalu menjadi panutan masyarakat. Nama tokoh-tokoh seperti Al-Khawarizni,
Omar Khayyam.Euclid, Pascal, Leibniz, Markov, merupakan sebagian dari deretan nama yang di akui oleh masyarakat pada masyarakat pada zamannya sampai sekarang. Ahli matematika mempunyai keahlian di berbagai bidang dan mudah untuk menangani dan melaksanakan tugas yang diberikan. Kita tidak sangsi bahwa sumbangan matematika, terhadap perkembangan ilmu dan teknologi sangat besar sekali. Boonelan Aljabar untuk computer berdigital modern, Spinles untuk mengubah bentuk 3 dimensi, Fuzzy untuk peralatan elektronik, metode numeric untuk bidang teknik, dan rantai Markav untuk bidang financial dan ekonomi adalah beberapa contoh penggunaan matematika dalam bidang ilmu dan teknologi.
Karena matematika itu ‘’diciptakan’’ oleh manusia terdahulu, hal ini bisa memberi ilham bagi paradigm pembelajaran yang bersifat konstruktivesmi. Ini yang menjadi peran penting sejarah matematika dalkam pembelajaran. Bagaimana siswa itu dapat menulusuri lika-liku perjalanan tpkoh matematika dalam menggapai cita-citanya? Bagaimana kegigihan dan kesungguhannya dalam melakukan penelitian? Dari sini kemudian, siswa pun dapat mengambil ibrah dari tokoh matematika tersebut sehingga tradisi ‘’matematika’’ dewasa ini dapat tumbuh berkembang sebagaimana masa-masa silam.
Melalui blog ini, kami melakukan ikhtiar untuk menjawab uraian di atas terkait dengan tokoh matematika yang merupakan salah satu bagian dari sejarah matematika , yakni dengan mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup tokh-tokoh yang berjasa dan telah memiliki konstribusi dalamperkembangan matematika, baik btokoh yang berasal dari Barat, Timur, bahkan ada beberapa tokoh ‘’calon matematikawan’’yang berasal dari Indonesia. Hal ini, sengaja saya masukkan, selain sebagai motivasi kepada para generasi bangsa juga untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia juga sudah memilikitikoh matematika tokoh yang ahli di bidang matematika.
Harapannya, dengan membaca terhadap isi biografi tokoh-tokoh matematika dalam blog ini, pembaca dapat mengambil manfaatnya. Di antaranya kita dapat mengambil sisi positifnya untuk diterapkan dalam kehidupan keseharian dan dapat menimbulkan image positif bagi dunia matematika. Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar